Cara Menghitung Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan: 11 Langkah

Sustainable growth rate (SGR) adalah angka yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan tanpa menambah modal sendiri, meminjam dari kreditur, atau menerima uang dari investor. Untuk pemilik usaha kecil, angka ini menunjukkan berapa banyak uang yang bisa mereka hasilkan tanpa menambah modal atau pinjaman bank. Pemilik usaha kecil dan besar perlu menghitung tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan untuk menentukan apakah mereka memiliki modal yang cukup untuk mencapai target pertumbuhan bisnis mereka.

Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan

Bagilah penjualan dengan total aset. Rasio penjualan terhadap total aset sebagai persentase disebut pemanfaatan aset, yang merupakan rasio penjualan terhadap total aset.

Contoh: Total aset pada akhir tahun = Rp100.000. Total penjualan selama satu tahun = Rp25.000. Pemanfaatan aset = Rs 25.000/100.000 = 25%. Artinya 25% aset perusahaan digunakan untuk menghasilkan pendapatan.

Bagilah laba bersih dengan total penjualan. Angka yang diperoleh adalah profitabilitas perusahaan pada akhir tahun, atau laba sebagai persentase dari total penjualan selama setahun setelah dikurangi semua biaya. (Pendapatan bersih adalah total penjualan dikurangi biaya.)

Contoh: Laba Bersih = Rp 5.000. Tingkat profitabilitas perusahaan = Rp 5.000 / Rp 25.000 = 20%. Dengan kata lain, Anda memperoleh laba bersih 20% dari total penjualan Anda selama satu tahun, dan menggunakan sisanya untuk menutupi pengeluaran yang harus dibayar perusahaan Anda.

Bagilah total hutang Anda dengan total ekuitas Anda. Angka yang diperoleh merupakan tingkat penggunaan keuangan perusahaan.

Total ekuitas dihitung dengan mengurangkan total kewajiban dari total aset.

Contoh: Total Hutang = Rp 50.000 dan Total Ekuitas = Rp 50.000. Artinya tingkat pemanfaatan keuangan = 100%.

Gandakan pemanfaatan aset, profitabilitas, dan pemanfaatan finansial Anda. Hitung ketiga rasio tersebut dan kalikan. Angka yang diperoleh merupakan return on equity ( ROE ). Angka ini menunjukkan seberapa besar pendapatan perusahaan dapat digunakan untuk menghasilkan laba di masa depan.

BACA JUGA :  Sambil Menjaga Harga Gabah Di Rp 4.200 Per Kilogram, BPN Berharap Bisa Meningkatkan Asupan Gabah Bagi Petani.

Contoh: Untuk menghitung Return on Equity (ROE), kalikan ketiga persentase di atas (25% x 20% x 100% = 5%).

Bagilah pendapatan bersih Anda dengan total dividen Anda. Angka yang diperoleh adalah rasio dividen, yaitu persentase pendapatan yang dibagikan kepada pemegang saham. (Untuk usaha kecil, semua pendapatan yang diterima pada akhir tahun, kecuali gaji, dianggap sebagai dividen.)

Contoh: Laba Bersih = Rp 5.000. Profit = Rp 500. Peluang = Rs 500/Rs 5.000 = 10%.

Kurangi persentase keuntungan dari 100%. Ini adalah tingkat retensi perusahaan, atau persentase laba bersih yang ditahan untuk perusahaan setelah pembayaran dividen.

Contoh: Tingkat Retensi Perusahaan = 100% – 10% = 90%.

Tingkat holding perusahaan memegang peranan penting karena mempengaruhi tingkat pertumbuhan berkelanjutan dari dividen yang akan dibagikan, dan perusahaan harus terus membayar dividen sesuai dengan rasio ini di masa depan.

Menggandakan tingkat retensi perusahaan dan laba atas ekuitas (ROE). Ini disebut pertumbuhan berkelanjutan . Angka ini mewakili keuntungan perusahaan dari investasi perusahaan tanpa mengeluarkan saham baru, menyetor dana pribadi, menambah hutang, atau meningkatkan margin keuntungan .

Contoh: Untuk menghitung pertumbuhan berkelanjutan, kalikan ROE perusahaan dengan retensi = 5% x 90% = 4,5%. Akibatnya, perusahaan dapat meningkatkan keuntungan untuk disimpan dalam modal sebesar 4,5% per tahun.

Manfaatkan data pertumbuhan berkelanjutan

Hitung tingkat pertumbuhan yang sebenarnya. Tingkat pertumbuhan aktual adalah peningkatan penjualan selama periode waktu tertentu. Untuk menghitungnya, bagi angka penjualan periode sebelumnya dengan penjualan periode saat ini. Jangka waktu untuk menghitung tingkat pertumbuhan riil harus sama dengan jangka waktu untuk menghitung tingkat pertumbuhan berkelanjutan.

Tingkat pertumbuhan yang sebenarnya dapat bervariasi bila dihitung secara bulanan atau triwulanan, atau bila dihitung sebagai periode yang digunakan untuk melaporkan kinerja keuangan perusahaan. Angka ini biasanya fluktuatif karena hanya menghitung persentase perubahan angka penjualan.

BACA JUGA :  Cara Membeli Perusahaan Tanpa Mengeluarkan Uang (dengan Foto)

Pastikan untuk menggunakan angka penjualan untuk periode yang sama saat menghitung tingkat pertumbuhan aktual. Jika Anda membandingkan angka penjualan untuk kuartal keempat dengan Januari di tahun yang sama, hasilnya akan jauh lebih besar dari yang diharapkan. Data dari periode waktu yang sebanding harus digunakan (misalnya mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan, dll.).

Bandingkan tingkat pertumbuhan aktual dan berkelanjutan. Tingkat pertumbuhan yang sebenarnya mungkin lebih tinggi, lebih rendah, atau sama dengan tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan. Sementara tingkat pertumbuhan aktual yang lebih tinggi tampak positif, tingkat pertumbuhan aktual menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya. Tingkat pertumbuhan berkelanjutan yang lebih besar dari return on equity (ROE) berarti kinerja perusahaan belum maksimal.

Contoh: Pemilik perusahaan konstruksi yang sedang membangun rumah memulai bisnis dengan menginvestasikan Rp100.000 dalam modal ekuitas dan menarik pinjaman bank sebesar Rp100.000. Setelah beroperasi selama satu tahun, ia menghitung tingkat pertumbuhan bisnis. Tingkat pertumbuhan aktual ditemukan lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan berkelanjutan. Ketika penjualan meningkat, ia membutuhkan uang tambahan untuk membayar tenaga kerja dan bahan-bahan untuk membangun rumah guna mendapatkan penghasilan. Peningkatan penjualan merupakan hal yang positif bagi perusahaan, namun pemilik usaha tidak dapat menanggung semua biaya tanpa tambahan dana dari pihak ketiga. Mengetahui perbedaan tingkat pertumbuhan, pemilik bisnis dapat merencanakan apakah akan mencari sumber pendanaan atau membatasi tingkat pertumbuhan yang sebenarnya.

Tingkat pertumbuhan aktual yang tinggi tidak negatif. Artinya perusahaan membutuhkan tambahan modal operasional, misalnya dengan menerbitkan saham baru, menarik pinjaman, mengurangi dividen atau meningkatkan margin keuntungan. Pemilik startup lebih memilih untuk tidak mengeluarkan pinjaman atau saham di awal tahun, melainkan mencocokkan pertumbuhan aktual dengan pertumbuhan berkelanjutan.

BACA JUGA :  Budi Karya Sumadi: Proyek LRT Akan Dilunasi Setelah Proyek Selesai.

Jika tingkat pertumbuhan aktual lebih rendah dari tingkat pertumbuhan berkelanjutan, berarti kinerja perusahaan tidak pada puncaknya.

Sesuaikan rencana perusahaan Anda. Setelah memahami apa yang disebut tingkat pertumbuhan nyata dan berkelanjutan, gunakan data untuk merencanakan perusahaan Anda. Jika Anda merencanakan tingkat pertumbuhan riil yang lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan berkelanjutan, bersiaplah untuk membayar harga yang lebih tinggi sebelum Anda menikmati pertumbuhan penjualan. Putuskan apakah Anda ingin menarik pinjaman Anda, menerbitkan saham, menginvestasikan uang pribadi Anda, atau mengurangi dividen Anda. Jika Anda tidak memilih opsi ini, perlambat pertumbuhan aktual sejalan dengan pertumbuhan berkelanjutan sehingga Anda tidak perlu menginvestasikan lebih banyak untuk membayar biaya operasional Anda.

Jika tingkat pertumbuhan aktual lebih rendah dari tingkat pertumbuhan berkelanjutan, maka Anda memiliki lebih banyak aset daripada yang Anda perlukan untuk menjalankan rencana perusahaan Anda. Jika Anda tidak berencana untuk meningkatkan produksi, pertimbangkan apakah Anda ingin melunasi sebagian utang Anda atau membagikan dividen kepada pemegang saham Anda.

Buatlah keputusan yang bijak. Tingkat pertumbuhan dihitung berdasarkan data historis dan tidak dapat secara akurat memprediksi kinerja perusahaan. Tingkat pertumbuhan aktual dan berkelanjutan mungkin tidak akan pernah sama. Jadi, gunakan nomor ini sebagai alat dan panduan untuk merencanakan rencana perusahaan Anda, bukan data yang menghambat pengambilan keputusan atau membahayakan bisnis Anda. Tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan akan lebih menguntungkan jika perusahaan beroperasi selama periode waktu tertentu dan bisnis lebih stabil. Meskipun tingkat pertumbuhan yang nyata dan berkelanjutan bisa sangat fluktuatif pada tahun pertama, hal ini sudah diperkirakan.

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *